Tuesday, July 16, 2013

Tudung labuh, baju longgar dan ilmu.

Assalamu'alaikum..

First of all, ingin aku terangkan yang post ini bukan mahu membuka aib, mahu menghina, melemahkan semangat atau apa. Cuma pada pendapat aku, setiap apa yang terjadi, insya Allah, ada iktibar di sebaliknya. Semoga kita yang membaca memperoleh pengajaran.

Few days ago, my friend and I have a misunderstanding. Like total misunderstanding. I was giving her some encouragement and a piece of advice when suddenly she said that my piece of advice was underestimating her. Katanya dia tidak punya ilmu agama yang dalam untuk berbahas dengan aku, namun dia harapkan aku dapat memberi semangat pada dia, bukan melemahkan semangat dia.

Shocked. Stunned. 
Aku? Banyak ilmu agama?

Yes. I am a student of International Islamic University Malaysia. Islamic. Note the word. By being a student of an Islamic university doesn't qualify me to be said as having 'banyak ilmu agama.'

Mungkin kawan aku melihat pada penampilan aku. Berbaju longgar dan labuh, tudung aku pun sudah mula di labuhkan mencecah pinggang aku, post di Facebook dan blog aku seems to be full of Islamic values, share aku di Facebook sentiasa menegnai hadis, maka di anggap aku punya banyak ilmu.

Maka, aku jelaskan. Ya, aku berminat dengan ilmu hadis dan aku tahu serba sedikit. Bagaimana aku tahu? Ilmu harus dicari, bukan di tunggu. Aku punya sahabat maya yang belajar di Mesir, yang memang dikurniakan Allah akan kehebatan dalam bidang hadis. Maka aku belajar dari dia. Sahabat maya aku ada menulis buku, boleh download percuma. Aku download dan aku baca. Buku yang ditulis sarat dengan hadis dan penjelasan. Allah kurniakan aku ingatan, maka aku ingat serba sedikit hukum hakam. Dan aku sebarkan. Cuma itu.

Alhamdulillah juga, menjadi penuntut ilmu di sebuah Universitit Islam memang banyak manfaat. Kuliah agama tak pernah putus. Hingga ada masa, aku sampai jadi keliru hendak ke kuliah yang mana satu bila ada percanggahan waktu. Terlampau bermanfaat dan terlampau berharga untuk dilepaskan peluang ke kuliah tersebut. Setiap kali ke kuliah agama, sebuah buku dan sebatang pen tak pernah di tinggalkan. Aku catat apa aku dengar. Dan bila kelapangan, aku membaca nota itu. Dari situ aku mendapat ilmu.

Baju labuh dan longgar yang aku pakai. Mahupun tudung aku yang mula labuh, bukan kayu ukur untuk menilai ilmu aku. Dan aku mengerti konsep first impression. Bila nampak orang pakai tudung labuh, pakai baju yang boleh muat 2 orang, maka automatik dianggap banyak ilmu. Atas sebab itu, aku berusaha memenuhi first impression itu. Supaya aku tidak memalukan orang lain yang berpakaian sama seperti aku. Aku cuma sedang dalam proses untuk menjadi Mukminah. Mahu menghambakan diri pada Allah. 

Jangan nilai ilmu aku pada setiap post blog aku, pada setiap post di Facebook aku mahupun pada cara aku berpakaian. Risau aku kalau aku tak menepati jangkaan orang, maka mereka akan kecewa. Aku insan biasa yang pernah bergelumang dengan dosa. Dan aku sedang berusaha untuk berubah.

Dan Alhamdulillah, salah faham antara aku dan sahabat aku berjaya diselesaikan. Semoga Allah meredhai persahabatan kami. Dan semoga kami mampu ke syurga Allah bersama.

Sunday, July 14, 2013

Islamic values from an Indian girl.

Assalamu'alaikum..

Today post is still gonna be about my chat with Devi. What can I say? She is an Indian girl who gave me the lesson of Islam in each action she did and in each words she speak.

It was getting near to 5 pm. 5 pm is the time when Devi is going to have her break time. And this, is my conversations with her

"Ada masa lagi 2 minit. Tak sabar laaa tunggu pukul 5 kakak." kata Devi
'Lapar eh?'
"Saya tak lapar sangat tapi saya dahaga."
'Laa, gi laa beli air kat dalam. Minum je.'
"Mana boleh. Kakak puasa, kakak dapat pahala. Nanti saya minum depan kakak, saya dapat dosa. Tak mau laa macam itu kakak."

*stunned. eyes teary

Then one of our friends, Vicky Thom which is also the super market staff came. Asking Devi whether it is already 5 pm. They were talking in Indian language but through the body language, what I understand was that Devi is telling him there is still one minute left.

I guess Vicky don't really care about the 1 minute difference. All he think is food, drinks and break time. He then walks away when suddenly Devi yelled at him. From my understanding, Devi told Vicky that there was still 1 minute left and Vicky seems not to care. Devi then looked at her watch again.

"Kakak, dah pukul 5. Saya pergi dulu. Babai."

2 lessons I learned from Devi today. To respect the time given by higher authority about when we should leave or not. 

1- At first, it was only 2 minutes of time difference to 5 pm. It it was me, I would just get out and have my break time. Yet, Devi stood still. Only going out for break when her watch is exactly on 5 pm. Masya Allah.

2- When I was younger, when one of my siblings is on period and don't have to fast, we will boast and show off to the other. Especially me. Cooking Maggi and eating it in front of the TV where the other were hanging around. But Devi, as an Indian girl, taught me what is right and what is wrong. She is allowed to eat and drink in front of me. In fact, she can do that. But she refuse it. Why? Because she knows that it is a bad things to do in front of a fasting people. Masya Allah.

I pray for Allah to open up my little Devi's heart about Islam. She is a great human being. And I know, that if Allah wills it, she will be a great Muslim. Insya Allah.  :)

Friday, July 12, 2013

Small chat with an Indian girl.

Assalamu'alaikum..

So, I've been working part time as a promoter in a super market. And my best friend there is an Indian girl, named Devi. She actually has a longer name which I don't remember but I just called her Devi. She is a chatter box and that is probably why I feel comfortably around her. She make me feel less lonely.

Okay, cut the intro.
Yesterday, we were talking and then suddenly she ask me this :
'Kakak, kenapa orang Islam bila datang bulan, mereka tak boleh puasa?'

"Hah?" I was a bit shocked when she asked me this. My brain was trying hard to find the correct and simple way in explaining that to her so that she will understand it.

"Sebab darah haid tuh darah kotor. Bila kita nak sembah Tuhan kita, nak sembahyang ke apa ke, mesti mau bersih-bersih. Tapi darah haid tu kotor, sebab tu tak boleh puasa. Sembahyang pun tak boleh jugak. Tunggu habis datang bulan baru boleh sembahyang balik."

'Ooo, macam orang India laa kakak.'

"Yeke? Macam mana pulak?"

'Orang India kalau datang bulan, kami tak boleh makan sayur. Lepas habis datang bulan baru boleh makan sayur balik.'

Its fun actually to have a non-Muslin friend. Every second we spent talking with them will be a da'wah. Who knows she might open up to Islam one day. :)

Wednesday, July 10, 2013

Marrybrown and it's lesson.

My eyes was focused on the TV screen. I don't remember what story was playing. My pupil became bigger as I was so into the screen. All of a sudden, there was a face. Right in front of my eyes. I was shocked and distracted. And I became blurred as such shocked came the moment I am so focused.

"Hah, dah makan belum?"
'Errr, dah. Petang tadi dah makan.'
"Nah, ambil ni. Makan."
'Eh? Aaaa, okay.'
"Kejap lagi solat Maghrib kat mana?"
'Aaa, Giant ada sediakan surau untuk staff.'
"Okay, nanti lepas solat, makan ye."
'Aaaa? Emm, okay.'

During this conversation, I tried so hard to remember who is this anuti who had been talking to me and giving me food. The face was familiar but I couldn't recall. Until her daughter came. Then I regain my memory.

She is my friends' mother. Perhaps an hour earlier, I met her and her daughter which happen to be my friend. I just met her one time only. Shake her hand only one time. And all of a sudden, she came back to me, carrying a bag of foods.

It took me around 10 minutes to get myself together as I was still in shocked. After that 10 minutes, my eyes were teary, but I hold it in since I was working at that time. And that place is full of people. 

Thanks auntie. I bring back the food to home and share it with my dad. May Allah reward our full stomach as an ibadah for you auntie. May Allah ease you in the world and also the Hereafter. May Allah grant you and your family Jannah.  

Perhaps, this is one of the way of Allah telling me to do goods to people.
Its like saying "Hey, you have received other good deeds, now go and make some good deeds to people. Bring smile to one face."

After all, it is Ramadhan! :)